Akhirnya Kapal Sinar Kudus Bebas!


imageJakarta (Smsrsd-infopenting.blogspot.com) 
Direktur Samudera Indonesia Asmary Herry mengatakan pihaknya berharap agar institusi terkait bisa mengamankan jalur-jalur internasional, agar peristiwa pembajakan kapal tidak berulang kembali.“Ke depannya agar menjadi perhatian dunia, seperti PBB, terutama NATO untuk memastikan jalur aman sehingga kami sebagai pengusaha bisa merasa aman,” jelasnya dalam konpers sore ini.Saat ini, kapal MV Sinar Kudus bergerak meninggalkan perairan Somalia menuju ke pelabuhan terdekat dengan pengawalan kapal perang TNI AL.Herry mengatakan perompak menjadikan kegiatan membajak kapal sebagai bisnis sehingga awak kapal diperlakukan dengan baik.
Pihak Samudera Indonesia menampik bahwa uang tebusan senilai US$4,5 juta yang diberikan ke pembajak. MV Sinar Kudus dibajak perompak Somalia sejak 16 Maret 2011, ketika sedang dalam perjalanan dari Pomalaa, Sulteng, menuju Rotterdam, Belanda, dengan membawa muatan fero nikel. David Batubara menegaskan, saat ini masih ada kapal milik negara lain yang dibajak oleh perompak Somalia dan ada beberapa WNI di kapal-kapal itu. “Informasi apa pun akan menjadi sangat sensitif,” kata David tanpa menjelaskan lebih lanjut.


Pada Minggu (1/5) dinihari, kantor berita Reuters mengabarkan kapal barang berbendara Indonesia, MV Sinar Kudus, telah dibebaskan para perompak Somalia. Kantor berita itu mengutip keterangan salah satu pembajak bernama Geney, yang menyebut telah menerima uang senilai 4,5 juta dolar AS (sekitar Rp 38,7 miliar).

Kendati tak bersedia menyebutkan jumlah uang tebusan yang dibayarkan ke perompak, David Batubara menyatakan jumlah uang yang diserahkan tidak sampai 4,5 juta dolar AS. “Angka yang beredar tersebut tidak akurat, dan jumlahnya jauh di atas angka yang telah disepakati dalam hasil komunikasi dengan pembajak,” kata David. Dia juga tidak bersedia menjelaskan asal uang dan mekanisme penyerahan uang tersebut kepada para perompak.
Menurut dia, yang paling utama bagi PT Samudera Indonesia dan pemerintah adalah keselamatan dan kesehatan para awak kapal. Awak kapal MV Sinar Kudus telah dibebaskan oleh perompak Somalia. “Kami atas nama PT Samudera Indonesia dengan ini menyatakan 20 awak kapal Sinar Kudus telah bebas dari perompak Somalia,” kata David.

David mengatakan, kapal Sinar Kudus telah bergerak meninggalkan perairan Somalia pada hari Minggu (1/5) pukul 13.10 waktu setempat atau pukul 17.10 WIB. “Duapuluh awak kapal yang berkewarganegaraan Indonesia dilaporkan berada dalam keadaan selamat dan sehat. Kendali kapal telah sepenuhnya kembali berada pada awak kapal,” kata David.

Sebagaimana diberitakan, kapal MV Sinar Kudus dibajak oleh perompak Somalia di perairan Laut Arab saat melakukan perjalanan dari Pomala, Sulawesi Tenggara, menuju Rotterdam, Belanda, tanggal 16 Maret 2011. Kapal itu diawaki oleh 31 ABK, 20 orang di antaranya WNI. Kapal itu berbobot mati 8.911 ton dan bermuatan fero nikel itu dibebaskan setelah melalui negosiasi selama 46 hari.
Dikawal Kapal TNI
Sementara itu, Kapuspen TNI Laksamana Muda Iskandar Sitompul menambahkan, TNI telah mengirim pasukan khusus ke perairan Somalia. Demi keselamatan ABK, semua proses itu tidak dipublikasikan. Namun, pasukan tersebut akhirnya batal melakukan aksi militer, juga dengan alasan keselamatan para sandera.

“Kami sudah mengirimkan pasukan elit. Ada dari Kopassus, Marinir dan Kostrad. Ada 800 orang yang dikirim, pasukan khusus ada 300 orang,” ungkap Laksamana Muda Iskandar Sitompul di Kantor PT Samudera Indonesia, Jakarta, Minggu (1/5).

Dia lalau menuturkan proses upaya pembebesan Kapal MV Sinar Kudus dan awaknya. Setelah kapal milik PT Samudera Indonesia itu dilaporkan dibajak di Somalia pada 16 Maret 2011 pukul 14.49, dua hari kemudian Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) memimpin rapat kabinet terbatas membahas langkah-langkah untuk menangani masalah pembajakan kapal tersebut. Selanjutnya, menentukan berbagai opsi mulai dari negosiasi, operasi militer, serta negosiasi sekaligus operasi militer. Rupanya opsi terakhirlah yang dipilih.

Maka, pada 23 Maret pukul 18.00 WIB, KRI Abdul Hakim Perdanakusuman dan KRI Yos Sudarso diberangkatkan sebagai satuan tugas Duta Samudra I/2011 dari Kolinlamil Tanjung Priok.

Pada 25 Maret pukul 10.00 WIB, Satgas DS I/2011 merapat di Pelabuhan Teluk Bayur Padang untuk mengisi ulang perbekalan dan kemudian pukul 11.45 WIB berangkat menuju Colombo.

Pada 29 Maret pukul 07.20 waktu setempat, Satgas DS I/2011 tiba di Pelabuhan Colombo untuk pembekalan ulang. Pada pukul 11.45 waktu setempat, pesawat Boeing 737 TNI AU mendarat di Colombo membawa pasukan Marinir TNI AL dan Kopassus TNI AD.

Pada 30 Maret pukul 07.25 waktu setempat, Satgas DS I/2011 menuju ke daerah operasi di perairan Somalia. Lalu, pada 5 April pukul 06.00 waktu setempat, Satgas DS I/2011, tiba di perairan Somalia untuk pengumpulan data-data yang diperlukan untuk kegiatan operasi berikutnya.

Pada 25 April pukul 10.30 waktu setempat, Satgas DS I/2011 tiba di Pelabuhan Wa Salala (Oman) untuk pembekalan ulang. Pada 26 April Satgas menuju daerah operasi.

Pada 1 Mei pukul 06.00 waktu setempat, Satgas DS I/2011 berada di perairan Somalia berjarak 15 km dari MV Sinar Kudus, siaga mengikuti perkembangan proses negosiasi dan diplomasi untuk pembayaran tebusan. Proses pembebasan sandera selama 46 hari tersebut, menurut Laksamana Muda Iskandar Sitompul, merupakan pembebasan tercepat dalam sejarah penyanderaan kapal di perairan Somalia.

“Tidak ada negara mana pun yang berhasil membebaskan sandera kurang dari 60 hari. Sinar Kudus berhasil dibebaskan dalam 46 hari,” tandasnya.
Menurut Wakil Dirut PT Samudera Indonesia, David Batubara, jangka waktu pembebasan ada yang lebih dari 500 hari, sedangkan waktu tersingkat 60 hari. ’’Pembajakan kapal telah menjadi industri besar, dan melibatkan kelompok teroganisasi,” jelasnya.

Laksamana Muda Iskandar menuturkan, Presiden SBY telah memerintahkan Panglima TNI untuk melakukan operasi militer. Namun, karena keadaan selalu berubah dan pemerintah serta perusahaan pemilik kapal, PT Samudra Indonesia, memprioritaskan keselamatan ABK, operasi militer ditangguhkan.
“Apalagi sandera tidak dijadikan satu, dan mereka selalu dipindah-pindah. Ini satu kendala kenapa operasi militer tidak dilakukan,” ungkapnya.

PT Samudera Indonesia mengkonfirmasi bebasnya kapal MV Sinar Kudus adalah hasil dari proses kerja sama dan bahu membahu antara pemerintah dan perusahaan tersebut.

Kapal tersebut kemarin berlayar ke pelabuhan Wa Salala, Oman, dengan pengawalan kapal perang TNI AL. “KRI akan mengawal sampai tempat aman, sesuai perintah Panglima TNI dan permintaan PT Samudera Indonesia,” kata Iskandar.

David Batubara, menambahkan di pelabuhan Wa Salala kapal akan diperbaiki dan diperiksa. Termasuk memeriksa apakah ada muatan kapal yang dicuri atau tidak. Sebagaimana diketahui, kapal MV Sinar Kudus mengangkut muatan bijih nikel (feronikel) senilai lebih dari Rp 1,5 triliun. “Kapal ke pelabuhan terdekat untuk perbaikan. Sekaligus pemeriksaan apakah ada hal-hal yang dicuri atau dirompak,” ujar David.

Dia menegaskan, kapal tetap akan berangkat ke Rotterdam untuk mengantar pesanan bijih nikel. Namun, anak buah kapal akan diganti dengan yang baru. “Kru baru akan membawa kapal ke Rotterdam. Kru yang sebelumnya secepatnya dipulangkan untuk bertemu keluarga,” jelasnya.
Keluarga Bersyukur
Tidak ada yang paling berbahagia dengan pembebasan kapal MV Sinar Kudus, selain keluarga para ABK kapal. Keluarga pun menyambutnya degan penuh syukur. “Alhamdulillah, kami sekeluarga memanjatkan syukur pada Allah atas bebasnya kerabat kami Kapten Slamet Jauhari,” kata kakak iparnya, Joko Susilo.

Joko berterima kasih kepada PT Samudera Indonesia, pemerintah dan media massa atas bebasnya Slamet beserta para awak kapalnya. Doa dari keluarga, kerabat dan teman-teman tidak pernah putus selama hampir dua bulan ini.
“Terima kasih kepada pemerintah, Samudera Indonesia, media massa, para jamaah masjid Al Azhar, Istiqlal dan Masjid Raya Bogor,” kata dia dengan nada bahagia.

Joko mengatakan, keluarga kini sangat berharap Slamet bisa segera kembali ke Indonesia. Keluarga sudah sangat merindukan kehadiran kapten kapal itu. “Kami harap dia bisa menuntaskan tugas dan tanggung jawab, lalu pulang secepatnya dengan selamat bersama seluruh awak kapal. Biar keluarga tentram,” kata Joko.

Joko menuturkan saat-saat yang menegangkan menjelang pembebasan kapal yang dinahkodai adik iparnya sepanjang Minggu (1/5) kemarin.

Pada Minggu dini hari, keluarga membaca kabar dari berita di internet mengenai pembebasan Kapal MV Sinar Kudus beserta awaknya setelah membayar uang tebusan. Pukul 05.30 WIB, Joko langsung menelepon Slamet Jauhari. Namun, ketika itu Slamet menjawab mereka belum bebas betul. “Perompak baru separuh yang meninggalkan kapal,” kata Joko menirukan penjelasan adiknya.

Pada pukul 06.30 WIB, Joko menghubungi kembali Slamet. Situasi cukup genting. Menurut Slamet, para perompak hendak berubah pikiran. “Adik saya cerita, kapal mau dicegat lagi. Malah akan diserahkan ke kelompok lain,” kata Joko.

Joko lalu memutuskan untuk tidak menelepon Slamet untuk waktu cukup lama. “Saya tahu ada informasi yang dia simpan. Tapi itu mungkin untuk faktor keamanan,” jelasnya.

Pukul 14.00 WIB, Joko kembali menelepon Slamet, dan dia mengatakan dirinya dijadikan semacam barter untuk keamanan para perompak sebelum melepas kapal MV Sinar Kudus seutuhnya. “Saya masih mengantar mereka (para perompak). Mereka takut disergap tentara,” katanya.

Saat itu, menurut penuturan Slamet Jauhari kepada adiknya, kapal TNI AL memang sudah menunggu di laut lepas. Slamet pun berusaha menenangkan keluarganya. “Insya Allah, 5 jam lagi selesai,” katanya.

Pukul 18.00 WIB, belum 5 jam dari yang dijanjikan Slamet, PT Samudra Indonesia sudah mengumumkan bahwa kapal MV Sinar Kudus sudah dibebaskan.



source : suaramerdeka.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Like Asahlah On Facebook