Story : My Guardian Angel (Part I)

A : Ada yang baru lho...
B : Apa?
A : Karya cerita pendek dari bank of science, yang di buat asli oleh admin sendiri..
B : oh, yang bener... rame gk??
A : So Pasti.. Baca aja..





Part I "YOU"
"Haduh.. cepat.. Jangan sampai aku kesiangan" keluhku saat angkot yang kunaiki berjalan sangat lambat, aku terus menggerutu tapi apalah daya toh bukan aku yang mengendarai angkot ini jadi aku hanya bisa pasrah pada keadaan ini. Namaku Ara (katanya itu singkatan nama orangtuaku Anisya dan RAsyid), aku gadis berumur 17tahun, aku sekolah di salah satu SMA Negeri favorit di kotaku, hobi ku menggambar dan menulis, pelajaran sekolah yang aku suka Bhs.Indonesia, Bhs.Inggris, Fisika, Biologi, dan Seni. Aku tak bisa mengendarai sepeda motor da berenang, yeah meskipun aku tinggi itu mungkin karena faktor genetik saja. Ayahku seorang pengusaha yang bergerak dibidang industri dan teknologi, bundaku seorang dokter, aku pun ingin menjadi seorang dokter seperti bunda, kedua orangtuaku pintar jadi aku tak mengikuti les di lembaga bimbingan belajar atau guru privat karena ditengah kesibukannya orangtuaku pasti meluangkan waktu untuk menjadi guru les privatku hi,hi,hi..
Bahagianya hidupku tapi aku tak boleh bangga dengan semua ini, aku harus terus berusaha agar cita-citaku tercapai, tapi ada beberapa sifatku yang tak sama dengan orangtuaku,
1.Aku selalu bangun kesiangan
2.Aku adalah Putri tidur yang manja.
3.Hueks, aku jarang beruntung dalam urusan cinta (always broken heart).
Huft, itulah aku, tapi aku tak memungkiri bahwa aku lucu meskipun tak secantik bundaku, ha,ha..
Oke kita kembali ke ceritaku.
"Aku sampai, aku sampai" batinku saat hendak memasuki gerbang sekolah yang masih terbuka sekitar 5cm, pinggangku kurasa cukup untuk menerobos masuk kesitu, alhamdulilah aku selamat, tapi tantangan belum berakhir, aku masih harus menaiki tangga menuju kelas karena kelasku (XII.IPA) ada di lantai 3, aduh sial baru kali ini aku terlambat ke sekolah walau aku sering bangun kesiangan, batinku geram.
Huuh, ternyata memang sial, dikelas sudah ada ibu cantik yang kadang-kadang bisa menggigit, mati aku, ku lihat sekelilingku eh ternyata si pangeran es juga terlambat y, adi aku tak akan dihukum sendirian, kami pun masuk berbarengan "Assalamualaikum" ucapku takut melihat tampang sinis bu cantik itu, "Hei, nona Ara mau apa kamu masuk? kamu sudah saya alpa kan?" what cuma telat 3menit aku di anggap tak masuk pelajaran, oh y Allah. "Dan kamu Alka, berdiri di depan, berdoa lalu duduk" aku yang sudah membalikkan badan menuju pintu keluar kelas terkejut dan menghentikan langkahku "si pangeran es di izinkan masuk sedang aku ditendang keluar, ya ampun sungguh tak adil" gerutu ku dengan artikulasi yang jelas, berharap si pangeran es itu mendengar dan menentang ketidak adilan ini aaakh Annoying.. aku keluar dan berdiri di depan kelas, ingin tau apa yang selanjutnya akan diperbuat si prince ice itu, aku menguping pembicaraan di dalam, terdengar "Maaf Bu, mengapa anda memperlakukan saya dan Ara berbeda, padahal kami sama-sama murid ibu yang datang terlambat, ini tidak adil Bu, saya juga harus di hukum, maaf bu, permisi." Hah benarkah yang berbicara itu si pangeran es, wow dia membelaku (ha,ha wew G.R) duug.. "aww sakit, haduh" aku mengelus-elus jidatku yang tercium pintu yang dibuka si pangeran es itu, " Hei, sejak kapan kau berdiri disitu?" seperti biasa sikapnya dingin dan acuh "Ya ampun kau malah bertanya seperti itu, kau tak bertanya tentang keadaanku, huuh dasar kau pangeran es" aku mencibir "Hei, kau bilang apa?? pangeran es??" terlihat raut mukanya bingung "Yah, pangeran es, memangnya kenapa?" jawabku sambil berjalan menuju perpustakaan, dia mengikutiku dari belakang "Hei, mengapa kau memanggilku begitu? Jangan-jangan kau suka padaku y? Eh tak mungkin,, aku tau siapa orang yang kau suka....." mendengar kata-kata terakhirnya aku langsung berbalik "Haah.. Tau apa kau tentang orang yang aku suka??" tanyaku curiga sambil menyimpan tas ku di tempat penitipan tas perpustakaan,
"Aga? Ha,ha aku bercanda, aku tau kau tak menyukainya" ekspresinya datar, aku coba mengalihkan pembicaraan "Eh Al, aku juga tau loh gosip itu ha,ha" terlihat kini raut mukanya berbalik panik "Ayo, kita bicara serius..!!" dia menarik tanganku menuju tempat duduk, "Wew, serius? Hi,hi" aku tertawa, dia membungkam mulutku "Jangan tertawa, aku lebih suka kau tersenyum" raut wajahnya kembali dingin, huft dasar.  "Baiklah.. Aku memanggilmu si pangeran es bukan karna aku suka padamu tapi karna sikap dan sifat kamu yang dingin dan jutek itu. Ya jelas aku tau siapa orang yang kau suka, karena orang yang kau suka teman sekelas kita juga kn, dia sering curhat loh padaku". Alka mendengar ceritaku dengan serius namun dia hanya menjawab "Oh" ya ampun singkat sekali, aku bangkit dari tempat duduk menuju rak buku hendak mencari sesuatu yang bisa kubaca, "Hei, bagaimana dengan Aga bukankah dia menyukaimu dari dulu" mendengar nama Aga, aku diam membisu, mulai mengingat sosok yang selalu memberiku cokelat setiap hari valentine, membawakan oleh-oleh kue khusus untukku saat dia pulang setelah mengikuti pertandingan sepak bola di Bandung, aku masih ingat aku menangis saat itu, aku merasa bersalah pada Aga karena aku tak bisa membalas rasanya padaku, Aga maaf aku andai aku bisa membalikan hatiku agar ku juga menyukaimu, akan ku lakukan itu untuk orang sebaik kamu, tapi aku tak bisa, maafkan aku, aku selalu berdoa agar kau mendapat seseorang yang lebih daripada aku.
* * *
Aku dan Alka kembali ke kelas saat bel pelajaran ke 2 berbunyi, ketiga sahabatku telah menyambutku didepan pintu, mereka langsung menyergap ku dengan banyak pertanyaan dan memberikan buku agenda kelas yang harus ku isi (tugas sekertaris kelas) huft,,
dret,dreet.. Terasa hp ku bergetar, aku tersenyum melihat nama seseorang yang mengirim pesan padaku.
Andra : Hei, ibu sekertaris, sudah terima surat dokter ku? aku sakit.
Aku : Ibu? Huuh :-( ya sudah, sakit apa?
Andra : Biasa, eh hari ini ada ulangan gk?
Aku: Ngk.
Walau percakapan kami lewat sms hanya sebentar tapi aku senang, sikap Andra sama dinginnya dengan sikap Alka.
Dreet,dreet..
Hpku kembali bergetar, "Alka?"
aku melirik ke belakang, ehmmm selalu saja seperti itu, setiap guru pelajaran tak datang, dia pasti standby di depan laptopnya, ku baca pesan darinya
Alka: Dia acuh padaku..
Aku: Kenapa? Akan ku coba tanyakan.
Aku dan sahabat-sahabatku keluar kelas, menghampiri Nata yang sedang duduk bersama Sita, "Hei Nata, bagaimana dengan Alka? Sepertinya dia serius" aku mulai mengintrogasi dia "Gak tau Ra, dia memang baik padaku, tapi aku tak bisa menyukai nya, aku bingung, lihat ini" dia memberikan hpnya padaku, aku membaca semua sms Alka yang dikirim pada Nata, aku saja iri melihatnya, sangat romantis. "Aku fikir dia orangnya setia, beri saja dia kesempatan" kataku sambil mengebalikan hp Nata, "Tapi Ra, kadang aku sebal dia suka marah tak jelas padaku, wajah dan sifat dia masih kekanak-kanakan, aku tak suka" ucapnya agak kesal "Mungkin saat itu dia sedang ada masalah atau apa gitu, jadi bawaannya marah" aku coba meyakinkan "Lagipula Ra aku menyukai seseorang tapi bukan Alka" Aku kaget, apa? Nata menyukai seseorang? siapa?
* * *

"Haduh.. cepat.. Jangan sampai aku kesiangan" keluhku saat angkot yang kunaiki berjalan sangat lambat, aku terus menggerutu tapi apalah daya toh bukan aku yang mengendarai angkot ini jadi aku hanya bisa pasrah pada keadaan ini. Namaku Ara (katanya itu singkatan nama orangtuaku Anisya dan RAsyid), aku gadis berumur 17tahun, aku sekolah di salah satu SMA Negeri favorit di kotaku, hobi ku menggambar dan menulis, pelajaran sekolah yang aku suka Bhs.Indonesia, Bhs.Inggris, Fisika, Biologi, dan Seni. Aku tak bisa mengendarai sepeda motor da berenang, yeah meskipun aku tinggi itu mungkin karena faktor genetik saja. Ayahku seorang pengusaha yang bergerak dibidang industri dan teknologi, bundaku seorang dokter, aku pun ingin menjadi seorang dokter seperti bunda, kedua orangtuaku pintar jadi aku tak mengikuti les di lembaga bimbingan belajar atau guru privat karena ditengah kesibukannya orangtuaku pasti meluangkan waktu untuk menjadi guru les privatku hi,hi,hi..
Bahagianya hidupku tapi aku tak boleh bangga dengan semua ini, aku harus terus berusaha agar cita-citaku tercapai, tapi ada beberapa sifatku yang tak sama dengan orangtuaku,
1.Aku selalu bangun kesiangan
2.Aku adalah Putri tidur yang manja.
3.Hueks, aku jarang beruntung dalam urusan cinta (always broken heart).
Huft, itulah aku, tapi aku tak memungkiri bahwa aku lucu meskipun tak secantik bundaku, ha,ha..
Oke kita kembali ke ceritaku.
"Aku sampai, aku sampai" batinku saat hendak memasuki gerbang sekolah yang masih terbuka sekitar 5cm, pinggangku kurasa cukup untuk menerobos masuk kesitu, alhamdulilah aku selamat, tapi tantangan belum berakhir, aku masih harus menaiki tangga menuju kelas karena kelasku (XII.IPA) ada di lantai 3, aduh sial baru kali ini aku terlambat ke sekolah walau aku sering bangun kesiangan, batinku geram.
Huuh, ternyata memang sial, dikelas sudah ada ibu cantik yang kadang-kadang bisa menggigit, mati aku, ku lihat sekelilingku eh ternyata si pangeran es juga terlambat y, adi aku tak akan dihukum sendirian, kami pun masuk berbarengan "Assalamualaikum" ucapku takut melihat tampang sinis bu cantik itu, "Hei, nona Ara mau apa kamu masuk? kamu sudah saya alpa kan?" what cuma telat 3menit aku di anggap tak masuk pelajaran, oh y Allah. "Dan kamu Alka, berdiri di depan, berdoa lalu duduk" aku yang sudah membalikkan badan menuju pintu keluar kelas terkejut dan menghentikan langkahku "si pangeran es di izinkan masuk sedang aku ditendang keluar, ya ampun sungguh tak adil" gerutu ku dengan artikulasi yang jelas, berharap si pangeran es itu mendengar dan menentang ketidak adilan ini aaakh Annoying.. aku keluar dan berdiri di depan kelas, ingin tau apa yang selanjutnya akan diperbuat si prince ice itu, aku menguping pembicaraan di dalam, terdengar "Maaf Bu, mengapa anda memperlakukan saya dan Ara berbeda, padahal kami sama-sama murid ibu yang datang terlambat, ini tidak adil Bu, saya juga harus di hukum, maaf bu, permisi." Hah benarkah yang berbicara itu si pangeran es, wow dia membelaku (ha,ha wew G.R) duug.. "aww sakit, haduh" aku mengelus-elus jidatku yang tercium pintu yang dibuka si pangeran es itu, " Hei, sejak kapan kau berdiri disitu?" seperti biasa sikapnya dingin dan acuh "Ya ampun kau malah bertanya seperti itu, kau tak bertanya tentang keadaanku, huuh dasar kau pangeran es" aku mencibir "Hei, kau bilang apa?? pangeran es??" terlihat raut mukanya bingung "Yah, pangeran es, memangnya kenapa?" jawabku sambil berjalan menuju perpustakaan, dia mengikutiku dari belakang "Hei, mengapa kau memanggilku begitu? Jangan-jangan kau suka padaku y? Eh tak mungkin,, aku tau siapa orang yang kau suka....." mendengar kata-kata terakhirnya aku langsung berbalik "Haah.. Tau apa kau tentang orang yang aku suka??" tanyaku curiga sambil menyimpan tas ku di tempat penitipan tas perpustakaan,
"Aga? Ha,ha aku bercanda, aku tau kau tak menyukainya" ekspresinya datar, aku coba mengalihkan pembicaraan "Eh Al, aku juga tau loh gosip itu ha,ha" terlihat kini raut mukanya berbalik panik "Ayo, kita bicara serius..!!" dia menarik tanganku menuju tempat duduk, "Wew, serius? Hi,hi" aku tertawa, dia membungkam mulutku "Jangan tertawa, aku lebih suka kau tersenyum" raut wajahnya kembali dingin, huft dasar.  "Baiklah.. Aku memanggilmu si pangeran es bukan karna aku suka padamu tapi karna sikap dan sifat kamu yang dingin dan jutek itu. Ya jelas aku tau siapa orang yang kau suka, karena orang yang kau suka teman sekelas kita juga kn, dia sering curhat loh padaku". Alka mendengar ceritaku dengan serius namun dia hanya menjawab "Oh" ya ampun singkat sekali, aku bangkit dari tempat duduk menuju rak buku hendak mencari sesuatu yang bisa kubaca, "Hei, bagaimana dengan Aga bukankah dia menyukaimu dari dulu" mendengar nama Aga, aku diam membisu, mulai mengingat sosok yang selalu memberiku cokelat setiap hari valentine, membawakan oleh-oleh kue khusus untukku saat dia pulang setelah mengikuti pertandingan sepak bola di Bandung, aku masih ingat aku menangis saat itu, aku merasa bersalah pada Aga karena aku tak bisa membalas rasanya padaku, Aga maaf aku andai aku bisa membalikan hatiku agar ku juga menyukaimu, akan ku lakukan itu untuk orang sebaik kamu, tapi aku tak bisa, maafkan aku, aku selalu berdoa agar kau mendapat seseorang yang lebih daripada aku.
* * *
Aku dan Alka kembali ke kelas saat bel pelajaran ke 2 berbunyi, ketiga sahabatku telah menyambutku didepan pintu, mereka langsung menyergap ku dengan banyak pertanyaan dan memberikan buku agenda kelas yang harus ku isi (tugas sekertaris kelas) huft,,
dret,dreet.. Terasa hp ku bergetar, aku tersenyum melihat nama seseorang yang mengirim pesan padaku.
Andra : Hei, ibu sekertaris, sudah terima surat dokter ku? aku sakit.
Aku : Ibu? Huuh :-( ya sudah, sakit apa?
Andra : Biasa, eh hari ini ada ulangan gk?
Aku: Ngk.
Walau percakapan kami lewat sms hanya sebentar tapi aku senang, sikap Andra sama dinginnya dengan sikap Alka.
Dreet,dreet..
Hpku kembali bergetar, "Alka?"
aku melirik ke belakang, ehmmm selalu saja seperti itu, setiap guru pelajaran tak datang, dia pasti standby di depan laptopnya, ku baca pesan darinya
Alka: Dia acuh padaku..
Aku: Kenapa? Akan ku coba tanyakan.
Aku dan sahabat-sahabatku keluar kelas, menghampiri Nata yang sedang duduk bersama Sita, "Hei Nata, bagaimana dengan Alka? Sepertinya dia serius" aku mulai mengintrogasi dia "Gak tau Ra, dia memang baik padaku, tapi aku tak bisa menyukai nya, aku bingung, lihat ini" dia memberikan hpnya padaku, aku membaca semua sms Alka yang dikirim pada Nata, aku saja iri melihatnya, sangat romantis. "Aku fikir dia orangnya setia, beri saja dia kesempatan" kataku sambil mengebalikan hp Nata, "Tapi Ra, kadang aku sebal dia suka marah tak jelas padaku, wajah dan sifat dia masih kekanak-kanakan, aku tak suka" ucapnya agak kesal "Mungkin saat itu dia sedang ada masalah atau apa gitu, jadi bawaannya marah" aku coba meyakinkan "Lagipula Ra aku menyukai seseorang tapi bukan Alka" Aku kaget, apa? Nata menyukai seseorang? siapa?
* * *
To Be Continue..

1 komentar:

Like Asahlah On Facebook