Pada usia 24 tahun, tak ada yang pedekate, sungguh lelah memikirkannya.
Cowokku pura-pura mabuk dan mengajakku pulang ke rumahnya, sungguh lelah menolaknya.
Cowokku bener-bener mabuk dan muntah di lantai, sungguh lelah membersihkannya.
Cowokku bener-bener mabuk dan muntah di lantai, sungguh lelah membersihkannya.
Ada yang pinjem uang sama cowokku, aku takut mereka tak bayar, sungguh lelah mencemaskannya.
Cowokku pinjem uang dengan orang lain, sungguh takut orang lain menagih utang padaku, tambah lelah mencemaskannya.
Cowokku pinjem uang dengan orang lain, sungguh takut orang lain menagih utang padaku, tambah lelah mencemaskannya.
Melahirkan anak laki-laki takut anakku mirip ayahnya yang tidak punya masa depan, mengurusnya sungguh lelah.
Melahirkan anak perempuan, takut dia tertipu seperti ibunya, sama lelahnya.
Melahirkan anak perempuan, takut dia tertipu seperti ibunya, sama lelahnya.
Waktu suami lagi kere, tiap hari harus irit, sungguh lelah.
Waktu suami lagi banyak uang, takut dia di luar belajar yang tidak-tidak, sungguh lelah.
Waktu suami lagi banyak uang, takut dia di luar belajar yang tidak-tidak, sungguh lelah.
Suami terlalu ganteng, di jalanan selalu ada cewek yang curi-curi pandang, aku lelah.
Suami terlalu jelek, setiap keluar di jalan, sungguh lelah harus menjelaskan ke orang-orang kalo dia bukanlah supirku.
Suami terlalu jelek, setiap keluar di jalan, sungguh lelah harus menjelaskan ke orang-orang kalo dia bukanlah supirku.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar